Menjelang Perang Yarmuk berkecamuk, Panglima Romawi bernama George minta bertemu muka dengan Panglima Muslim Khalid bin Walid. George seorang satria hebat yang sangat menghargai kejantanan. Sebelum beradu senjata, ia ingin mengenali sosok yang pedang yang telah membuat banyak korban kepada pasukan Romawi.
Mereka pun saling mendekati, sampai kepala kuda keduanya bertemu. George duduk tegak di pelana mewah kuda kelas satu, dengan baju dinas lengkap bertabur pangkat dan bintang penghargaan. Sementara Khalid tampak seperti perajurit Muslim lainnya, begitu bersahaja. Ia memang tak memerlukan aksesori-aksesori seperti yang dikenakan George untuk membantunya meningkatkan kepercayaan diri
.
''Khalid!'' kata George. ''Aku minta kau berbicara jujur, kerana orang mulia tidak pernah berdusta. Jangan menipuku, kerana orang besar takut pada Tuhan untuk berdusta.
Apa Tuhan menurunkan pedang kepada Nabimu yang kemudian diberikan kepadamu sehingga dengan senjata itu kamu pasti memenangkan peperangan?''
''Tidak!'' tegas Khalid.
''Mengapa kamu dijuluki Pedang Allah?'' kejar George.
''Aku dulu termasuk yang paling membenci Muhammad, sebelum Allah memberikan hidayah kepada kami untuk memeluk Islam. Setelah menjadi Muslim, Nabi Muhammad memberiku julukan Saifullah Maslul (pedang Allah yang terhunus).''
''Apa yang kamu dakwahkan?''
''Kami mengajak bersyahadat dan beriltizam terhadapnya.''
''Kalau kami menolak?''
''Anda membayar pajak perlindungan sehingga Anda aman bersama kami.''
''Kalau kami menolak?''
''Bererti Anda mengalangi dakwah Islam sehingga kami mengumumkan perang pada Anda.''
''Bagaimana kedudukan orang yang masuk Islam hari ini?''
''Sebagai makhluk, di hadapan Allah kita sama saja.''
''Lalu apa hebatnya orang yang masuk Islam belakangan?''
''Kami yang duluan memeluk Islam, sempat hidup bersama Nabi dan menyaksikan turunnya wahyu dari Allah. Tentu lebih mulia orang yang beriman belakangan, kerana ia memeluk Islam meski pembawa risalahnya sudah tiada.''
''Apakah ucapanmu boleh dipercayai?''
''Demi Allah!'' tegas Khalid.
''Aku percaya padamu,'' kata George. Ia kemudian membalikkan perisainya tanda bersahabat, lantas berkata pada Khalid, ''Ajarkan kepadaku agama Islam.''
Khalid membimbing George ke kemahnya. Ia menimba air, lalu mengajari George bersuci. Setelah itu Panglima Romawi dituntun bersyahadat dan sholat dua rakaat.
Di luar kemah, pasukan besar Romawi yang malu dan marah pada panglimanya, merangsek pasukan Muslim. Perang berkecamuk seharian.
Ketika langit senja memerah, di antara jenazah Muslim tampak mujahid berkulit putih. Dialah George, yang hanya sempat sholat sunat dua rakaat. Walaupun hanya sekali bersolat, namun itu pun sudah sangat bererti.
Kiriman Amar di paksi.net
1 comment:
sangat menarik, terima kasih
Post a Comment